80s toys - Atari. I still have

jangan remehkan kaum sarungan
"[ Jum'at, 20 Agustus 2010 ] Jangan Remehkan Kaum Sarungan
Anggapan banyak orang yang mengatakan kaum sarungan identik dengan kelompok yang tradisional, polos, lugu tidaklah benar. Kaum sarungan atau pesantren ternyata menyimpan banyak potensi besar.
Salah satunya adalah tentang entrepreneurship (kewirausahaan). Hal ini terungkap dalam bedah buku Entrepreneurship Kaum Sarungan karya Jazim Hamidi dan Mustafa Lutfi, di gedung Pusat Pengembangan Ilmu (PPI) Universitas Brawijaya (UB), kemarin. Menurut Jazim, ada perbedaan menonjol antara entrepreneur (pengusaha) pada umumnya dengan pengusaha dari kaum sarungan.
"Pengusaha sarungan tidak hanya memikirkan keuntungan semata (pragmatis), tapi juga berkah dari usahanya," ujar Jazim saat mempresentasikan bukunya. Dengan kata lain, keserakahan, sikut-sikutan yang lazim dilakukan oleh pengusaha berhaluan kapitalis, tidak terjadi pada pengusaha dari kaum sarungan.
Mengomentari buku setebal 292 halaman ini,
Ketua PPI UB Prof Dr Thohir Luth MA mengatakan, hanya Islam yang mengajarkan keikhlasan dalam dunia bisnis. "Sering saya jumpai santri yang bekerja di pesantren, rela untuk tidak dibayar," ujarnya. Yang penting, bagi para santri adalah doa dari pimpinan pesantrennya (kiai).
Ia mengungkapkan, keikhlasan seperti ini juga diakui oleh Bernard Madoff, seorang yang menyebabkan ekonomi AS runtuh beberapa waktu lalu. "Saat dipenjara, Madoff menyesal tidak pernah mengikuti kajian-kajian Islam, khususnya tentang entrepreneurship," ujarnya. Ini karena hanya keikhlasan-lah yang menghindarkan seseorang dari keserakahan.
Keserakahan itulah yang membuat ekonomi AS porak poranda, serta membuat Madoff menjalani sisa hidupnya di penjara.
Dalam konteks lokal pun, ternyata tak sedikit pengusaha non-muslim yang justru mengadopsi entrepreneurship islam atau sarungan.
"Pebisnis sekelas Ciputra pun sering meminta nasihat dari kiai," kata Thohir. Maka tak heran, sekalipun kerajaan bisnisnya telah menggurita, namun Ciputra juga tak sedikit menyantuni orang-orang miskin. (jawa pos)
HOME